Poltisi Partai Ikut “Cawe-Cawe” dalam Pilkades Serentak di Bojonegoro?

Poltisi Partai Ikut “Cawe-Cawe” dalam Pilkades Serentak di Bojonegoro?

TerasJatim.com, Bojonegoro – Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) yang akan dilakukan serentak namun ‘bertahap’ di 32 desa di Kabupaten Bojonegoro, Jatim, tampaknya akan menjadi medan ‘perang’ politik atau setidaknya dijadikan arena simulasi pemetaan area konstituen sejumlah politisi partai.

Pasalnya, dari sejumlah informasi yang diperoleh, tidak sedikit dari politisi partai, baik yang saat ini duduk sebagai wakil rakyat atau yang berkepentingan menjadi wakil rakyat kelak, ikut ‘cawe-cawe‘, untuk turun tangan mengusung calon kades yang bakal berlaga bulan November mendatang.

Tujuan mereka hampir seragam meski tak sama persis. Intinya, adalah demi kepentingan dalam pemilu 2019 mendatang. Bagi yang kini telah duduk di dewan adalah mempertahankan basis pemilih. Sementara bagi yang belum menjadi wakil rakyat adalah ‘nge-test awak‘.

Segala strategi pemenangan calon kades yang diusung para politisi partai ini juga layaknya strategi ala pemenangan pemilu. Dari membentuk tim, pencitraan, dan tentu saja hitung-hitungan ‘amunisi’. Semua tersistem, semua terukur dengan satu arahan dari sang politisi sebagai rujukan.

Pada titik ini, sisi positifnya masyarakat pemilih akan diajari lebih cerdas dalam hal pilih memilih calon kades karena cara-cara yang digunakan bisa jadi adalah cara-cara elegan dan apik karena polesan intelektual sang politisi.

Namun demikian, masyarakat pemilih juga bisa menjadi ‘bulan-bulanan’ sang calon kades, manakala di belakangnya adalah politisi yang tak menggunakan hati dalam pemenangan pilkades dengan cara-cara meninabobo-kan warga dengan janji-janji manis semata.

Namun yang harus diingat, tujuan utama sang politisi partai adalah membangun basis-basis massa untuk kepentingannya kelak. Tentu, jika calon kades yang diusung itu keluar sebagai pemenang.

Singkatnya, para politisi yang kini mengusung calon kades pada saatnya nanti akan kembali dan menagih janji kepada calon kades yang kini diusungmya untuk ‘ewang‘ mencari suara demi kepentingan memenangkan pemilu khususnya pencalegan.

Kades akan menjadi simpul-simpul jaringan untuk menggalang konstituen sang politisi partai yang kini ikut mengatur strategi pemenangan calon kades. Hitung-hitungan kasar, jika mampu nembus kades, maka kemungkinan besar rakyat desa akan berbondong-bondong mengikutinya.

Walhasil, pada dasarnya hal itu adalah atas kesamaan kepentingan dan sama-sama saling memanfaatkan serta berbagi untung atas kepentingannya tersebut.

Yang pasti, apapun kepentingannya jangan ada upaya membodohi rakyat dengan jargon ‘kepentingan rakyat’. Karena pada dasarnya, rakyat kini tidak sebodoh yang mereka kira.

Salam,

Saiq-TerasJatim.com

Subscribe

Terimakasih Telah Berlangganan Berita Teras Jatim