Peringati Harlah Bung Karno, Megawati dan Ribuan Kader Berdoa di Makam Bung Karno

Peringati Harlah Bung Karno, Megawati dan Ribuan Kader Berdoa di Makam Bung Karno

TerasJatim.com, Blitar – Memperingati Hari Lahirnya Bung Karno, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarno Putri dan ribuan kader partainya, menggelar istighosah dan doa bersama di area makam Bung Karno yang terletak di Kelurahan Bendogerit Kecamatan Sanan wetan Kota Blitar Jatim.

Dari pantauan awak media, terlihat puluhan ribu masyarakat dari berbagai elemen termasuk para kader PDI Perjuangan serta warga Nahdlatul Ulama (NU) berkumpul di halaman makam Proklamator Ir. Soekarno, Senin (05/06).

Selain Megawati Soekarno Putri, tampak hadir Ketua Umum PBNU Prof. KH Said Aqil Siraj.

Dalam kesempatan itu, Megawati sempat menceritakan hubungan persahabatannya dengan tokoh NU almarhum KH Abdurahman Wahid (Gus Dur).

Menurutnya,  antara NU dan PDIP selalu terkait erat dalam segala hal kehidupan berbangsa dan bernegara. Bahkan dari dulu NU dan PDIP selalu kompak, termasuk kompak salah.

“Gus Dur pernah bilang sama saya, dari dulu NU sama PDIP itu kompak dan selalu sama. Sama salah, salahnya apa? Sama-sama partainya rakyat. Tapi juga kompak sama benernya.  Lha kalau benernya apa? Sama-sama pejuang,” kata Mega dalam orasinya.

Mendengar orasi Mega seperti itu, ribuan kader PDIP yang hadir di areal Makam Bung Karno langsung serempak bilang “setujuuuu”.

“Saya tadi berdoa sama Bapak saya, ini lho saya suruh datang anak-anakmu se- Indonesia, supaya mereka bersilaturahmi dan menjalin hubungan erat dan bekerja sama dengan NU,” imbuh Mega yang juga merupakan Presiden RI kelima.

Pernyataan Mega itu kembali mendapat aplaus dari ribuan kader PDIP. “Kompaknya itu lho kok ya sampai pilihan. Pasti seru antara NU sama PDIP. Mbokyao ada yang menang salah satu, gitu ndak pernah lho. Makanya ini saya juga bingung gimana ini, antara NU dan PDIP selalu sama,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Mega juga menyampaikan, dari sekian buku sejarah yang telah dibacanya, timbul pertanyaan. kenapa Indonesia bisa dijajah sekian tahun padahal banyak perjuangan di setiap daerah untuk mendapatkan kemerdekaan.

“Dari Sabang sampai Merauke. Dari Miangas sampai Pulau Rote ada perjuangan, tapi kenapa selalu gagal. Karena kita itu mudah dipecah belah,” terang Mega.

Baru setelah kelahiran Bung Karno, lanjut Mega, dengan menggelorakan semangat kebangsaannya, makabangsa ini bisa bersatu dalam Sumpah Pemuda.

“Dan baru kita merasakan ternyata negara ini ber-Bhineka Tunggal Ika hingga bisa memproklamirkan kemerdekaan,” tandasnya.

Rangkaian acara tersebut kemudian diakhiri dengan pemberian bendera Merah Putih kepada Mega, dan Mega pun mengibarkannya sebagai simbol menumbuhkan rasa nasionalisme. (Aji/Red/TJ)

Subscribe

Terimakasih Telah Berlangganan Berita Teras Jatim