Pensiun dari Gubernur, Pakde Karwo Resmi Jadi Dosen

Pensiun dari Gubernur, Pakde Karwo Resmi Jadi Dosen

TerasJatim.com, Surabaya – Usai melepaskan jabatannya sebagai Gubernur Jatim selama 2 periode, Soekarwo resmi menjadi dosen tetap di Pasca Sarjana Fakultas Ekonomi Universitas Airlangga (Unair).

Hal itu ditandai saat pria yang akrab dipanggil Pakde Karwo itu, untuk pertama kalinya mengajar, pada Rabu (06/03/19)

Di hari pertamanya, mantan orang nomor satu di Pemprov Jatim dari 2003 hingga 2019 itu memberian materi ekonomi makro.

Pria berusia 68 tahun tersebut memaparkan konsep Jatimnomic, yang merupakan konsep yang disusunnya selama menjabat sebagai gubernur selama 10 tahun itu.

“Tanggal 30 Januari kemarin saya diangkat sebagai dosen Pasca Sarjana di Fakultas Ekonomi Unair. Dosen tetap dan akan rutin mengajar,” ujarnya, usai mengisi kuliah di Kampus B Unair, Rabu (06/03/19).

Soekarwo sendiri sebenarnya tidak berlatar belakang ekonomi. Ia menempuh pendidikan sarjana di Fakultas Hukum Universitas Airlangga Surabaya, kemudian meraih gelar pasca sarjana hukum di Universitas Surabaya, dan lulus doktoral-nya di Universitas Diponegoro Semarang.

Tetapi pengalamannya memimpin Jatim membuat pria kelahiran Madiun itu paham betul ihwal kebijakan fiskal. Bahkan dia pernah dinobatkan sebagai Doktor Honoris Causa UNAIR ke-10 dengan karyanya Jatimnomic.

“Sakjane (sebetulnya, red) walaupun saya ini lulusan hukum saya kan kursus ekonomi metri, hukum pun saya hukum keuangan,” sahut Pakde Karwo.

Pria tiga anak ini mengaku tidak asing dengan dunia pendidikan. Ia pernah tercatat sebagai pengajar sejak 1982 di Universitas Narotama dan Universitas Wijaya Kusuma. Karenanya, begitu ditelepon oleh Rektor Unair Mohammad Nasih untuk diminta mengajar kembali, dirinya langsung menyanggupi.

Selain di Unair, Pakde Karwo sekarang juga tercatat sebagai pengajar di Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya untuk mata kuliah ekonomi syariah, serta di STPDN mengajar reformasi birokrasi.

Mantan Sekretaris Daerah Provinsi Jatim itu menyebut, teori dari praktisi berpengalaman diperlukan guna meningkatkan taraf sebuah perguruan tinggi di dunia internasional. Teori dan implementasi harus digabungkan agar bisa lebih berkembang. (Jnr/Kta/Red/TJ)

Subscribe

Terimakasih Telah Berlangganan Berita Teras Jatim