Pendeta Yang Mengaku Keturunan Kiai Tebu Ireng, Diminta Untuk Minta Maaf

Pendeta Yang Mengaku Keturunan Kiai Tebu Ireng, Diminta Untuk Minta Maaf

TerasJatim.com, Blitar – Kasus pengakuan seorang pendeta yang mengaku keturunan Kiai di Pondok Pesantren Tebu Ireng Jombang di media you tube, mendapat kecaman dari beberapa pihak.

Salah satunya datang dari Gerakan Pemuda Ansor NU Kota Blitar. Menurut Ketua GP Ansor Kota Blitar Hartono, pihaknya  meminta agar oknum pendeta yang mengaku keturunan Kiai tersebut segera menyampaikan maaf di media massa.

Selain dianggap dapat meresahkan umat Islam, yang bersangkutan sudah mengakui pernyataanya tersebut tidak benar. “Kalau sebelumnya dia menyataan di media sosial, maka dia juga harus meminta maaf melalui media juga,“ ujarnya, seperti dilansir Sindonews.

Sebelumnya, di media you tube, salah satu Pendeta Gereja Yakin Hidup Sukses (YHS) Kota Blitar bernama Ruth Ewin,  tiba-tiba mengunggah ceramahnya dan memberinya judul “Ex Muslim cucu Kyai Pesantren Tebuireng jadi pendeta”.

Dalam video tersebut, Pendeta Ruth Ewin mengaku sebagai keturunan Kyai Besar dari Pesantren Tebu Ireng. “Nenek saya itu cucu Kyai Besar di Jember. Ya, kalau saudara denger Pesantren Tebu Ireng itu. Tebu Ireng ya. Itu Mbah Buyut saya,” kata Pdt Ruth Ewin.

Hartono menambahkan, warga muslim khususnya umat Nahdliyin tentu tahu, bahwa Pesantren Tebu Ireng identik dengan pendiri NU Hadratussyech KH Hasyim Asyari.

“Ponpes Tebu Ireng merupakan tempat kelahiran sekaligus berkumpulnya keluarga besar almarhum mantan Presiden RI KH Abdurrrahman Wahid (Gus Dur). Sebab Gus Dur merupakan cucu KH Hasyim Asyari,” ujarnya.

Rekaman itu (Youtube), kata Hartono, dalam waktu singkat telah menyebar luas. Masyarakat Muslim di Kota Blitar pun dibuat resah. Tidak sedikit yang menyebut perbuatan Ruth Ewin sebagai penistaan agama “Bahkan PWNU Jawa Timur langsung mengirim utusan untuk menemui yang bersangkutan,“ terang Hartono.

Tidak hanya PWNU. Keluarga Ponpes Tebu Ireng juga mengklarifikasi langsung Ruth Ewin. Sebab pernyataan Ewin telah merugikan keluarga besar Ponpes Tebu ireng.

Di depan Tim Klarifikasi Ponpes Tebu Ireng, dan disaksikan pengurus Gereja YHS Blitar, Ewin mengatakan semua yang disampaikannya adalah kebohongan. Dia juga menyampaikan permintaan maaf.

Menurut Hartono, pendeta Ewin harus menyampaikan permohonan maaf secara terbuka di media sosial (Youtube) dan media mainstream. Ewin juga harus mengatakan bahwa yang disampaikanya adalah kebohongan. “Terkait apakah kasus akan berlanjut ke ranah hukum, keputusan berada di tangan keluarga Ponpes Tebu Ireng,“ paparnya.

Hartono juga berharap warga Nahdliyin bisa menahan diri, dan tidak terpancing provokasi yang mengarah pada perbuatan anarkis.

Menanggapi hal ini, Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Blitar meminta Wali Kota Blitar Muh Samanhudi Anwar untuk tidak berpangku tangan dengan tidak akan menerbitkan rekomendasi izin operasional gereja YHS. “Sebab saat ini operasional izinnya masih dalam proses. Dan wali kota hendaknya tidak tinggal diam,“ ujar Ketua FKUB Kota Blitar Ahmad Bassir.

Sementara itu, Wali Kota Blitar Samanhudi Anwar menegaskan, pihaknya akan segera menyelesaikan permasalahan yang ada. Dia berjanji secepatnya mengundang BAMAG, sekaligus mengumpulkan seluruh pendeta se-Kota Blitar guna mencari solusi terbaik.

Samanhudi juga berharap Hari Raya Idul Fitri tidak terganggu dengan permasalahan yang bersumber dari hal-hal tidak benar. “Pihak YHS dan pendeta bersangkutan harus secepatnya meminta maaf. Jangan sampai masalah ini berlarut-larut,“ tegasnya.

Sementara dalam pesan yang beredar via Whatsapp, keluarga besar Ponpes Tebu Ireng menyerukan kepada seluruh alumni dan muhibbin, serta masyarakat untuk menyikapi kasus secara proporsional.

Koordinator Tim Klarifikasi Luqman Hakim juga meminta semuanya untuk tidak menyebarkan video Youtube yang tidak benar itu. Dalam klarifikasi yang bersangkutan (pendeta Ewin) juga telah mengakui perbuatan dustanya. (Kta/Red/TJ)

Subscribe

Terimakasih Telah Berlangganan Berita Teras Jatim