Pelaku Sodomi Terhadap Keponakannya di Kediri, 95 Persen Heteroseksual

Pelaku Sodomi Terhadap Keponakannya di Kediri, 95 Persen Heteroseksual
Sentot Yunarto (30), tersangka pelaku sodomi terhadap keponakannya yang tewas di Mapolres Kota Kediri

TerasJatim.com, Kediri – Penyelidikan latar belakang kejiwaan Sentot Yunarto pelaku sodomi terhadap keponakannya yang tewas di Kediri beberapa waktu lalu, dilanjutkan.

Setelah memeriksa secara maraton lelaki 30 tahun asal Kelurahan Pakelan, Kecamatan Kota Kediri tersebut, dr Rony Subagyo SpKJ (K), psikiater RS Bhayangkara Kediri, ganti menggali keterangan dari Hy, istrinya.

Wawancara dilakukan relatif singkat, tidak sampai satu jam. Yakni, sejak pukul 09.00 hingga 09.45. Ini dilakukan untuk mendapatkan keterangan terkait perilaku keseharian suaminya itu di rumah. Khususnya, tentang kesadisannya hingga tega menyodomi dan menyiksa (sebelum kemudian membunuh korban, AH 2.5 tahun) keponakannya sendiri, pada Selasa ,(28/06) lalu.

dr Rony Subagyo SpKJ (K), psikiater RS Bhayangkara mengatakan, dari hasil analisanya, Sentot adalah pengidap orientasi seksual menyimpang. Yakni, punya ketertarikan seksual terhadap anak-anak alias pedofilia.

Adakah kecenderungan homoseksual mengingat korbannya adalah anak laki-laki. Lanjut Roni, dalam hal itu, Sentot lebih cenderung normal. Yakni, menyukai lawan jenisnya. ”Karena pelaku pedofilia itu 95 persen heteroseksual,” tandasnya. Karena itulah, dalam perkawinan Sentot dengan Hy, sang istri sempat hamil meskipun kemudian keguguran.

Tentang korbannya yang laki-laki, Roni berpendapat bahwa hal itu lebih disebabkan oleh pengalaman traumatik yang dialami Sentot. Yakni, ia pernah disodomi oleh tetangganya sewaktu kecil. Yakni, saat Sentot masih duduk di kelas satu sekolah dasar.

Trauma itulah yang terus disimpannya hingga ia dewasa. Lalu, menjadi inspirasinya untuk melakukan tindakan serupa setelah ia dewasa. “Hal-hal yang tidak mengenakkan itu akan disimpan di alam bawah sadar dan akan muncul ketika ada kesempatan menirukannya,” jelasnya.

Roni juga tidak menampik bahwa kepribadian dan perilaku Sentot dipengaruhi oleh perkembangan kejiwaannya pada waktu kecil. Inilah yang membuat kepribadiannya cenderung lebih dependen. Selalu butuh perhatian dan membutuhkan orang lain di sisinya.

Dan, hal itu terkait dengan pola hubungannya dengan sang ibu saat masih kecil. Bisa jadi, kata Roni, perasaannya kepada sang ibu sangat mendalam. Kepada sang ibulah ia sangat bergantung. Lalu, setelah dewasa, ia pun terobsesi menjadi seperti ibunya. ”Cenderung menyukai dan menyayangi anak-anak layaknya seorang ibu,” beber Roni.

Sementara, hingga kemarin, polisi masih menunggu selengkapnya hasil pemeriksaan kejiwaan terhadap Sentot. Hal ini diperlukan untuk melengkapi berita acara pemeriksaan (BAP)-nya.

Setidaknya, jika tindakan itu dilakukan bukan karena ia gila, sangkaan terhadapnya tidak berubah. Yakni, melanggar  pasal 80 ayat 2, ayat 3 UU 35/2014 tentang Perlindungan Anak dan pasal 292 KUHP tentang asusila.

”Tersangka sampai sekarang masih kami tahan,” ujar Kasubbag Humas Polres Kediri Kota AKP Anwar Iskandar. (Kta/Red/TJ/Tribrata)

Subscribe

Terimakasih Telah Berlangganan Berita Teras Jatim