Masyarakat Ekonomi Asean ?

Masyarakat Ekonomi Asean ?
ilustrasi Masyarakat Ekonomi Asean

TerasJatim.com – Kalau tidak ada perubahan, seharusnya akhir tahun ini, kita sudah memasuki pasar regional Asean, MEA (Masyarakat Ekonomi Asean).

Dengan diberlakukannya MEA, maka akan terbentuk sebuah pasar yang merupakan pasar tunggal yang membuka pintu selebar-lebarnya kepada negara-negara Asean yang tergabung untuk saling menjual barang dan jasa mereka. Dengan kata lain, terhitung sejak MEA diberlakukan, maka asing akan bebas masuk ke Indonesia begitupun sebaliknya.

Masyarakat Ekonomi ASEAN atau yang biasa disingkat menjadi MEA secara singkatnya bisa diartikan sebagai bentuk integrasi ekonomi ASEAN yang artinya semua negara-negara yang berada dikawasan Asia Tenggara (ASEAN) menerapkan sistem perdagangan bebas.

Indonesia dan seluruh negara-negara ASEAN lainnya (9 negara) telah menyepakati perjanjian MEA tersebut atau yang dalam bahasa Inggrisnya disebut ASEAN Economy Community atau AEC.

Lebih dari satu dekade lalu, para pemimpin Asean sepakat membentuk sebuah pasar tunggal di kawasan Asia Tenggara pada akhir 2015. Ini dilakukan agar daya saing Asean meningkat serta bisa menyaingi Cina dan India untuk menarik investasi asing. Penanaman modal asing di wilayah ini sangat dibutuhkan untuk meningkatkan lapangan pekerjaan dan meningkatkan kesejahteraan.

Buat saya, sekarang pertanyaannya adalah, apakah kita memang sudah benar-benar siap dengan MEA ?

Banyak catatan yang menggambarkan bahwa, kita (Indonesia), keberadaan MEA menjadi babak awal untuk mengembangkan berbagai kualitas perekonomian di kawasan Asia Tenggara dalam perkembangan pasar bebas.

MEA menjadi dua sisi bagi kita. Satu sisi menjadi kesempatan yang baik untuk menunjukkan kualitas dan kuantitas baik itu merupakan hasil produk maupun sumber daya manusia (SDM) kita kepada negara-negara lain. Namun di sisi yang lain, hal ini bisa jadi merupakan bumerang bagi kita, apabila kita tidak dapat memanfaatkannya dengan baik.

Sebab jujur saja, banyak di antara kita yang baru mendengar, apalagi memahami apa itu MEA.

Idealnya, apabila kita sudah merasa siap, MEA akan menjadi kesempatan yang baik karena hambatan perdagangan akan cenderung berkurang bahkan menjadi tidak ada lagi. Namun masalahnya, kita kurang yakin dengan semua kesiapan yang kita miliki. Ujung-ujungnya, kita sekarang mulai dilanda perasaan was-was, jangan-jangan pada saat diberlakukannya MEA nanti kita hanya “plongah-plongoh” dan menjadi penonton di pinggir lapangan saja.

Banyak yang bilang, dilihat dari beberapa data tentang kondisi Indonesia dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya, Indonesia kalah dalam banyak hal. Selama 2-3 tahun pertama implementasi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) yang berlaku mulai Desember 2015 nanti, Indonesia diperkirakan bakal kedodoran menghadapi persaingan dengan negara Asean lainnya.

Indonesia dianggap masih kalah dari Thailand dan Philipina, apalagi jika dibandingkan dengan Brunei, Malaysia, dan Singapura. Indonesia hanya menang pada luas negara yang begitu besar, jumlah penduduk yang banyak, dan sumberdaya yang melimpah.   Bisa jadi itulah keunggulan kita untuk sementara.

Siap tidak siap, akhir tahun ini MEA diberlakukan. Jadi mari bersiap-siap untuk jadi pemain atau sekedar penonton yang plongah-plongoh.

Salam Kaji Taufan

(Diolah dari berbagai sumber)

Subscribe

Terimakasih Telah Berlangganan Berita Teras Jatim