Mari Kita Jemput Ramadhan

Mari Kita Jemput Ramadhan

TerasJatim.com – Ramadhan, bulan suci bagi umat Islam tak lama lagi bakal segera datang. Seperti biasa, setiap menjelang bulan yang penuh berkah itu sejumlah kesibukan pun mengiringinya.

Jauh-jauh hari, berbagai tayangan televisi terlihat sudah menjadwalkan tayangan acara-acara bernuansa religi dan dakwah. Begitupun sejumlah produsen makanan minuman (mamin) tak kalah gesit memasang iklan untuk menawarkan dagangannya. Targetnya tak lain adalah memanfaatkan momentum Ramadhan dengan segala keberkahannya.

Ramadhan atau yang lazim disebut bulan puasa memang merupakan magnet luar biasa bagi siapa saja, baik yang mengejar pahala maupun yang hanya sekadar memanfaatkannya untuk dunia.

Di bulan ini, kegiatan keagamaan tentu saja mengalami peningkatan luar biasa. Mulai dari tadarus Al-Quran hingga majelis-majelis taklim jelang buka hampir merata di mana saja.

Namun demikian, tak sedikit pula yang salah kaprah dalam menyongsong bulan mulia ini. Sebut saja, tingginya angka kriminalitas yang selalu saja mengiringi perjalanan bulan yang penuh ampunan ini. Curanmor, pencurian, dan tindak kejahatan lain dengan latar belakang persiapan untuk ‘sangu’ Ramadhan dan lebaran seolah menjadi langganan.

Selain itu, masalah yang acapkali muncul adalah merangkaknya harga kebutuhan pokok sehari-hari. Entah, itu sudah tradisi atau semacam pemanfaatan situasi untuk menangguk untung berlebih pada kondisi bulah ibadah.

Beruntung, pemerintah selalu melakukan operasi pasar dengan menjual murah kebutuhan pokok dari gula hingga beras dan minyak goreng. Tapi apakah itu solusi? Entahlah.

Dalam bulan ini juga, biasanya akan ada sweeping tempat-tempat hiburan berbau maksiat. Dari yang hanya bersifat himbauan, peringatan bahkan hingga tindakan anarkis pun kerap mewarnai sweeping tersebut.

Pihak berwenang praktis dibutuhkan kehadirannya sebagai penjamin keamanan dan kenyamanan yang merupakan hak setiap warga negara agar tak ada kezaliman dan tindak kesewenangan, terlebih hukum rimba yang bisa mengotori kesucian Ramadhan.

Alhasil, memang dibutuhkan kebijakan dan ilmu dalam menyongsong bulan yang pada 10 hari pertamanya merupakan “rahmat“, 10 hari keduanya merupakan “maghfirah” atau ampunan dan 10 berikutnya merupakan “itqun minan naar” (pembebasan dari api neraka) bagi mereka yang ikhlas dan bersungguh-sungguh menjalankan puasa..

Yang pasti, semua harus bahu-membahu untuk menciptakan suasana kondusif demi meraih keberkahan dalam kesucian Ramadhan. Sebagai bangsa yang plural dengan penduduk beragam keyakinan, selayaknya harus saling menghargai dan menghormati sesama anak bangsa.

Terakhir, sebagai muslim mari kita songsong bulan yang penuh berkah ini dengan tindakan yang patut dan sesuai dengan nilai-nilai kesucian Ramadhan. Mari jadikan bulan suci ini menjadi tempat  “mesu budi”  tirakat agar menjadi pribadi-pribadi yang lebih baik dari sebelum-sebelumnya.

Selamat menjemput Ramadhan, bulan penuh berkah dan ampunan.

Salam, Saiq/TerasJatim.com

Subscribe

Terimakasih Telah Berlangganan Berita Teras Jatim