Mantan Sopir, Kini Jadi Perajin Bantengan dan Barongan

Mantan Sopir, Kini Jadi Perajin Bantengan dan Barongan

TerasJatim.com, Malang – Johan Untung dulu seorang sopir truk yang penghasilannya tidak menentu. Namun, berkat keberaniannya membuat kerajinan bantengan, kini omzetnya puluhan juta per bulan. Seperti apa kisahnya?

Saat Tim Reporter TerasJatim.com berkunjung ke rumahnya di Jalan Ketanen RT 4/RW 5 Kelurahan Penarukan (22/3), Johan sedang tidur siang. Sriatin, istri Johan yang mengetahui ada tamu langsung membangunkan suaminya. Johan yang meski sedang mengantuk tidak keberatan menerima tamu. Dengan mata yang masih kriyip-kriyip dia menyambut saya dengan ramah.

Sejenak kemudian Johan mulai menceritakan usaha pembuatan peralatan seni bantengan yang dia geluti saat ini. Dia mengaku, munculnya ide usaha itu karena melihat keberadaan seni bantengan di Malang yang kian terkikis oleh mainan plastik. Maka dia tergerak untuk mempertahankan dengan menjadi perajin peralatan seni bantengan itu.

Meski dulu dia hanya seorang sopir yang tidak mempunyai bakat seni, tapi dia berani terjun ke dalam pembuatan alat-alat kesenian itu. Kini dia menjadi pembuat kesenian bantengan dan barong yang cukup terkenal di Kepanjen Malang. Usahanya yang diberi nama Dua Putra itu berada di rumah sekaligus toko, dan tempat produksi. Terlihat beberapa jenis barong dan bantengan yang terpajang di etalase maupun di dinding toko. Terdapat karya bantengan berukuran kecil yang digunakan untuk mainan anak-anak, sampai untuk pentas. Begitu pula barong, mulai dari mainan dan juga pentas, dengan beragam ukiran dan corak warna.

Selain membikin peralatan bantengan dan barong, Johan juga membikin peralatan seni jaran kepang, cambuk, topeng Malangan, alat musik jimbe serta kendang. Semuanya tertata di ruang toko berukuran sekitar 6 meter x 2,5 meter persis di depan rumahnya. Di sisi kanan rumah terdapat tempat produksi, yang dikerjakan sekitar 7 karyawan yang membantunya membuat berbagai bentuk kerajinan yang digeluti sejak tahun 2008 itu. “Dulu saya sopir bus Malang dan Blitar, trus beralih menjadi sopir truk angkutan, dan pikap,” kata pria kelahiran 23 Januari 1960 itu. Selama menjadi sopir, ada yang menggugah dirinya untuk terjun untuk membuat kerajinan peralatan seni. Salah satunya semakin berkurangnya orang yang peduli terhadap kesenian bantengan.

“Terutama anak-anak zaman sekarang yang lebih mengenal mainan impor dari pada kesenian asli daerah,” ungkap dia. Dia ingin anak-anak sekarang tetap mengenal seni dan mainan asli daerah.

Dari mana belajar membuat peralatan itu ? Dia mengaku belajar otodidak. “Awalnya ya tidak bisa, dan tidak sebagus sekarang ini,” jelas bapak dua anak itu. Meski awalnya kerap gagal, tak menyurutkan niatnya. Dia pun terus mencoba membuat, mulai kecil untuk mainan, dan ukuran besar untuk pentas.

Untuk barong, jelas Johan, ada tiga bentuk, yaitu naga, harimau, dan buto (raksasa dalam cerita Jawa). Sementara untuk bantengan, juga ada beberapa ukuran. Semuanya dibuat secara apik, mulai dari ukiran, penghalusan, sampai pengecatan.

Mengenai harga lanjut dia, bervarisi, mulai dari Rp 20 ribu sampai Rp 1,5 juta. Sedangkan untuk barong, karena pembuatannya lebih sulit dengan berbagai ukiran dia memberikan harga mulai Rp 150 ribu sampai Rp 1,5 juta.

“Saya menggunakan kayu dadap cangkring untuk yang digunakan pentas, sementara yang mainan menggunakan kayu randu,” katanya. Dikatakan Johan, bahan baku kayu dadap ini cukup bagus, karena kayunya ulet, kuat, dan mempunyai serat yang bagus serta mudah dipahat. Sedang untuk mainan menggunakan kayu randu karena ringan, sehingga aman.

Untuk penjualan karya itu menurut Johan, meliputi Malang Raya, Blitar, Kediri, Tulungagung, Ponorogo, serta Jakarta dan Kalimantan. “Beberapa kali Kalimantan dan Jakarta juga kerap minta kiriman barang,” kata dia. Sedangkan untuk omzetnya, dalam satu bulan jika ramai mencapai Rp 15 sampai Rp 20 juta. “Biasanya kalau pas musim liburan sekolah, usai hari raya, dan saat hari kemerdekaan itu selalu ramai,” ujar dia. (Anas/TJ)

Subscribe

Terimakasih Telah Berlangganan Berita Teras Jatim