Lagi, Petrochina Keluarkan Gas Berbau Busuk

Lagi, Petrochina Keluarkan Gas  Berbau Busuk
ilustrasi

TerasJatim.com, Bojonegoro – Untuk kesekian kalinya, kebocoran gas kembali terjadi pada lapangan Sukowati yang dikelola Joint Operating Body Pertamina-Petrochina East Java (JOB PPEJ) di Desa Campurejo, Kecamatan Kota Bojonegoro, Jawa Timur.

Kebocoran berlangsung pada Minggu malam (31/01), dan kondisi tersebut membuat ratusan keluarga di dua desa yang berdekatan dengan sumur Petrochina PAD A panik.

Sebaran gas berbau busuk tersebut, diduga berasal dari pembakaran gas suar (flarring) pada proyek sumur minyak milik Petrochina ini, membuat belasan warga mengalami keracunan. Bahkan dikabarkan beberapa  di antaranya ada yang tak sadarkan diri.

Selain itu, terdapat warga lainnya yang mengalami sesak nafas, pusing, serta mual. Dilaporkan, hingga Senin malam (01/02), tercatat belasan warga menjadi korban dan harus dirawat di beberapa rumah sakit di Bojonegoro.

“Bau tidak sedap itu mulai menyebar dan dirasakan warga di timur sumur migas sekitar habis Isya’ pukul 20.30 WIB, Minggu (31/1) malam,” kata Tono warga setempat kepada TerasJatim.com, Senin malam (01/02).

Dengan adanya warga yang menjadi korban akibat kejadian tersebut, hal ini membuat warga lainnya marah. Ratusan warga langsung mendatangi lokasi sumur PAD A,  dikarenakan hingga banyaknya korban terdampak bau gas, belum terlihat itikad baik dari managemen Petrochina terkait keputusan atas tuntutan warga soal kompensasi yang mereka harapkan.

Warga kecewa karena pihak manajemen Petrochina terkesan kurang tanggap atas apa yang diharapkan oleh warga.

Sejumlah warga menilai, kejadian ini akibat pihak Petrochina lalai dalam melaksanakan tanggung jawabnya, sehingga kembali terjadi jatuhnya korban dari warga sekitar.

Warga menganggap pembakaran gas dilakukan tanpa adanya sosialisasi terlebih dahulu. Apalagi kejadian serupa terulang pada dua pekan lalu, dan saat itu, bau busuk yang diduga gas dari sumur Petrochina, juga membuat sejumlah warga sekitar mengalami keracunan.

Lanjut Tono, sebetulnya warga hanya meminta kepada pihak managemen Petrochina untuk melibatkan warga sebagai tim task force jika mereka akan melakukan kegiatan yang sekiranya membawa dampak pada masyarakat sekitar.

“Kita maunya Petrochina melibatkan kita kalau mereka akan melakukan hal yang kiranya akan membawa resiko bau atau yang lainnya pada masyarakat. Jan kebangeten kok,” ungkapnya kesal.

Hingga berita ini ditulis, belum ada pihak managemen Petrochina yang bisa dikonfirmasi. (Agt/TJ)

Subscribe

Terimakasih Telah Berlangganan Berita Teras Jatim