Kembalinya Mereka Yang Sempat Hilang

Kembalinya Mereka Yang Sempat Hilang
Doc : Media Indonesia

TerasJatim.com – Aksi pengusiran eks anggota ormas Gafatar dari dua desa di Kabupaten Mempawah (yang berjarak sekitar 70 km dari Pontianak), Kalimantan Barat beberapa hari kemarin, kini menjadi sebuah issu sosial yang banyak dibicarakan oleh publik.

Selain itu, publik juga banyak membicarakan tentang rencana pemulangan mereka ke daerah asalnya.

Banyak yang bertanya, mengapa wilayah Kalimantan Barat  dipilih (untuk sementara) sebagai pusat kegiatan organisasi Gafatar ?

Nah, dalam sebuah wawancara khusus dengan BBC Indonesia, juru bicara eks anggota Gafatar, yang menyebut dirinya Wisnu Windhani mengatakan, kehadiran mereka di Kalbar hanya untuk bertani setelah aktivitas mereka ditolak di berbagai wilayah lainnya.

“Kami di sini (Kalimantan Barat) hanya ingin bertani, kami ingin menjadikan Borneo ini lumbung pangan nasional, lumbung pangan bagi bangsa ini, kami menanam padi, menanam sayur-mayur, melakukan kegiatan untuk kedaulatan pangan, tapi kelihatannya di Kalimantan pun kami tidak bisa diterima,” jelasnya.

Di sinilah, dia merasa seperti kebingungan. “Kami sekarang ini tidak tahu mau bagaimana. Kami kembali ke tempat asal kami, kami tidak diterima, Tapi di sini (Kalimantan Barat) pun kami juga tidak diterima.”

“Kami tidak tahu negeri mana lagi yang mau menerima kami.” Karena itulah, lanjutnya, apabila ada negara lain yang mau menampung mereka, dirinya meminta agar “dibantu keluar” dari Indonesia. “Tolong kami. Kami membutuhkan suaka hari ini,” kata Wisnu berulang-ulang.

Dia mengaku telah mengirim surat elektronik (email) kepada perwakilan sejumlah negara untuk meminta suaka. Sebagai warga Indonesia, Wisnu dan kawan-kawan mengaku haknya telah diinjak-injak. “Kami tidak boleh bersuara, kami tidak bisa menentukan pilihan, bahkan kami bertempat tinggal pun, kami tidak diinginkan.”

gafatar--1

Bisa jadi, hari ini apa yang dirasakan oleh saudara kita di Gafatar benar-benar dapat kita rasakan beban kegalauan yang mereka alami.

Faktanya, hingga kini sebagian besar publik di tanah air juga belum mengetahui secara jelas, apa yang menjadi dasar dan idieologi mereka  di Gafatar.

Secara sepotong, publik hanya mendengar bahwa mereka adalah sebuah organisasi yang di larang oleh pemerintah. Tetapi jika kita mendengar pengakuan mereka saat wawancara dengan BBC Indonesia, niat mereka hanya ingin mencari kehidupan yang mungkin dianggap lebih layak. Mereka hanya ingin bertani, mereka ingin menjadikan bumi Kalimantan sebagai lumbung pangan nasional.

Saya beranggapan, jika memang niat mereka demikian, alangkah mulianya mereka. Namun sayangnya, sebagian publik sudah memberikan mereka vonis, bahwa mereka adalah organisasi terlarang dan organisasi mereka ter-stigma sebagai sebuah penganut aliran yang sesat.

Dari kasus seperti ini, seharusnya dari awal pemerintah bertindak tegas. Jika memang Gafatar adalah organisasi terlarang yang beraliran sesat, seharusnya pemerintah beraksi dengan mengumumkan pembubaran organisasi mereka dan menangkapi tokoh serta pemimpin yang dianggap bertanggung jawab.

Jika organisasi Gafatar hanya dianggap ada perbedaan pemahaman soal keyakinan, pemerintah seharusnya melakukan upaya untuk memfasilitasi sekaligus mencari titik temu hal mana yang menjadi sebuah perbedaan.

Pengusiran (anggota eks Gafatar), apalagi dengan cara membakar balai dan gubuk-gubuk mereka, dari sisi norma apapun, jelas itu melanggar. Banyak yang berpendapat, apabila upaya fasilitasi itu tidak pernah dilakukan oleh pemerintah, maka pemerintah bisa jadi dituduh melakukan kelalaian.

Kini, pemerintah berencana memulangkan kembali mereka ke daerah asalnya.

Pertanyaannya adalah, apakah mereka siap kembali ? Sebab, paling tidak dari beberapa kabar yang beredar, banyak diantara warga Gafatar yang sudah menjual semua aset yang dimiliki di kampung asalnya, sebelum mereka pergi.

Pun demikian dengan warga setempat, apakah mereka dengan ikhlas dan hati terbuka membuka tangan lebar-lebar tentang kepulangan saudara mereka yang pernah “hilang” dan bergabung dengan Gafatar ?

Rasanya kali ini pemerintah harus bertindak arif dan bijak. Bagaimanapun juga eks anggota Gafatar adalah saudara kita se-bangsa dan se-tanah air.

Salam Kaji Taufan

Subscribe

Terimakasih Telah Berlangganan Berita Teras Jatim