Jelang Tahun Baru, Kampung Terompet Mulai Sibuk produksi

Jelang Tahun Baru, Kampung Terompet Mulai Sibuk produksi

TerasJatim.com, Lamongan – Bulan desember adalah bulan yang sangat dinanti-nanti oleh warga Desa Sumberaji Kecamatan Sukodadi Lamongan. Pasalnya, di kampung satu ini, setiap menjelang pergantian tahun, selalu identik dengan terompet.

Sebab selama ini, kampung tersebut dirkenal dengan sebutan kampung terompet.

Saat memasuki bulan Desember seperti saat ini, di desa Sumberaji, para pengrajin musiman sibuk membuat terompet. Apalagi, permintaan terompet dan pernak-perniknya menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru, kini sudah ramai.

Hasil karya ini, akan dijual ke seluruh penjuru tanah air seiring dengan tradisi membunyikan terompet di akhir pergantian tahun.

Satu diantara sekian banyak pengrajin terompet di daerah tersebut, adalah Adnan Khohar. Ia mengatakan kepada TerasJatim.com, bahwa sebagian besar penduduk dusun Bulakatu desa Sumberaji, memang membuat terompet ketika akan memasuki bulan Desember. Bahkan, kepala dusun Bulakatu-pun juga dikenal sebagai pembuat terompet seperti warga lain yang ada di kampung ini. ‎

Adnan Khohar mengaku, untuk memenuhi permintaan terompet, dirinya sampai harus mempekerjakan kerabatnya untuk menyelesaikan pembuatan ribuan terompet.

“Awal Desember seperti ini kami sudah melakukan pengiriman ke berbagai daerah di Indonesia,“ katanya.

Lebih jauh, Adnan Khohar menjelaskan, terompet-terompet tersebut tak akan dikirim dalam bentuk 100 persen jadi, tetapi masih harus dirakit lagi ketika terompet-terompet tersebut sudah tiba di tempat tujuan. Pasalnya, aku Adnan Khohar, apabila dikirim dalam keadaan 100 persen jadi, dikhawatirkan akan mengalami kerusakan saat berada di perjalanan.

“Kalau dirakit jadi disini semua ngepaknya juga susah, biayanya jadi lebih tinggi. Takut rusak juga,” tandasnya. ‎

Para pengrajin terompet musiman yang sebagian besar sebelumnya memproduksi berbagai mainan anak-anak ini, meningkatkan produksi terompet hingga ribuan. Target pembuatan terompet sebanyak itu, sudah dimulai sejak awal November-Desember 2015.

Adnan Khohar mengaku sudah memiliki langganan tetap. Ia mengirimkan terompetnya ke Kalimantan, bahkan sampai mendistribusikan ke wilayah Tarakan, yang juga memesan terompet hasil buatannya.

Terompet yang diproduksi bervariasi. Begitu juga harga satuan terompet yang dijual pun cukup berbeda-beda.

Untuk jenis terompet berbentuk ular naga, saksofon, dan kupu-kupu, dijual dengan harga Rp 30 ribu per buah. Sementara untuk terompet berbentuk biasa hanya seharga Rp 10 ribu.

Perbedaan harga tersebut berdasarkan kesulitan dalam pembuatan terompet. “Yang paling murah 10 ribu untuk jenis terompet biasa,” bebernya.

Adnan Khohar mengaku, mengeluarkan modal Rp 10 juta untuk membuat terompet tahun baru kali ini. Modal itu digunakan untuk membeli bahan-bahan yang diambil melalui pengepul.

Ia bisa meraup keuntungan yang lebih dari modal awal. Pengalaman tahun sebelumnya,  sambung Adnan Khohar, dengan modal Rp 10 juta, ia bisa meraup omset sebesar Rp 25 juta.

“Omzet tahun kemarin Rp 25 juta, kita gak dapat apa-apa,” ungkapnya. Pasalnya, omset itu belum dipotong untuk biaya operasional termasuk biaya kirim dan perjalanannya menuju Kalimantan bersama dengan karyawannya. (Crus/TJ)

Subscribe

Terimakasih Telah Berlangganan Berita Teras Jatim