Jelang Perhelatan Politik, Modus Penggandaan Uang Marak

Jelang Perhelatan Politik, Modus Penggandaan Uang Marak

TerasJatim.com, Surabaya – Peneliti Institute for Security and Strategic (ISESS) Khairul Fahmi, menilai aksi kejahatan dengan modus penggandaan uang seperti yang dilakukan oleh Dimas Kanjeng Taat Pribadi bukan hal yang baru.

Menurut Fahmi, fenomena seperti itu kerap terjadi menjelang perhelatan politik seperti halnya pemilu atau pilkada. Belum lagi ditambah situasi ekonomi yang tidak menentu menjadikan orang banyak memilih jalan pintas.

“Itu faktor ekonomi ditambah hasrat ingin jalan pintas. Secara politik memberi peluang, bahkan orang pintar pun masih bisa di bodohi,” ungkapnya.

Terkait hal ini, Fahmi mendesak pihak terkait seperti halnya pemerintah, Bank Indonesia maupun pemegang kebijakan lainnya, untuk berperan aktif memberikan pemahaman kepada masyarakat.

Jika hal ini tidak segera dilakukan, Fahmi khawatir akan semakin banyak masyarakat yang menjadi korban penipuan, terlebih pilkada serentak tidak lama lagi akan digelar.

“Semua harus bergerak. Kalau berbicara Dimas Kanjeng kita serahkan ke proses hukum lah jika didapati unsur penipuan seperti itu,” katanya.

Fahmi tidak menampik banyak dari politisi yang sering tertipu daya, alih-alih mendapatkan dana berlimpah melalui penggandaan uang, namun prakteknya justru terjerumus menjadi korban penipuan.

“Isu-isu penggandaan uang, temuan uang palsu memang marak pada aktifitas politik. Artinya kebutuhan operasional politik besar, upaya mendapatkan sumber dana yang cepat biasanya caranya juga instan,” ujarnya. (Is/Red/TJ/KBRN).

Subscribe

Terimakasih Telah Berlangganan Berita Teras Jatim