Jalur Babat – Bojonegoro Macet Panjang, Omzet Asongan Malah Menurun

Jalur Babat – Bojonegoro Macet Panjang, Omzet Asongan Malah Menurun

TerasJatim.com, Bojonegoro – Kemacetan panjang ruas jalan nasional di perbatasan Bojonegoro-Lamongan, setiap lebaran yang biasanya menjadi ladang mengais untung berlipat pengasong jajanan, kini tak lagi sehebat tahun-tahun sebelumnya.

Pasalnya sejumlah pengasong jajanan wingko mengaku pendapatannya menurun 50 persen lebih bila dibandingkan saat lebaran tahun lalu. Jika tahun lalu mulai H-5 hingga H-7 lebaran pendapatan mereka rata meraup Rp150 ribu perhari, kini hanya Rp75 ribu saja.

“Nggak ngerti saat ini kok bisa sepi tidak seperti tahun lalu. Padahal kemacetannya luar biasa hingga 5 km lebih,” ujar Santo (48) pengasong kue khas Kota Babat yang mangkal di kemacetan kawasan gapura perbatasan Bojonegoro-Lamongan, Sabtu (09/07) malam.

Ia menyebut, para pengendara rata-rata telah membawa bekal makanan dan minuman sehingga bisa dibilang jarang yang mau membeli jajanan yang ditawarkan oleh para pengasong.

Hal senada juga disampaikan oleh pengelola warung makanan yang berada di area perbatasan ujung timur Bojonegoro tersebut. Menurutnya, meski tetap lebih ramai dibanding hari-hari biasa namun ada penurunan omzet jika dibandingkan saat lebaran sebelumnya.

“Ya kalau dibanding hari biasa tentu lebih ramai saat lebaran, tetapi tak seramai tahun-tahun lalu,” kata Mbak Dah, pemilik warung makanan di kawasan Bayeman, yang berjarak 1 kilo meter dari perbatasan.

Banyak yang memprediksi, menurunnya jumlah konsumen makanan dan minuman lebaran tahun ini lebih disebabkan tingginya harga kebutuhan pokok yang belum juga mengalami penurunan sejak awal bulan puasa. (Saiq/TJ)

Subscribe

Terimakasih Telah Berlangganan Berita Teras Jatim