Enam Warga Ngawi Jadi Korban Penipuan Dimas Kanjeng

Enam Warga Ngawi Jadi Korban Penipuan Dimas Kanjeng

TerasJatim.com, Ngawi – Korban penipuan Padepokan Dimas Kanjeng asal Kabupaten Ngawi Jawa Timur diperkirakan cukup banyak. Hingga saat ini sudah empat warga  yang terdeteksi menjadi pengikut sekaligus korban.

Merasa malu, banyak korban maupun pengikut Dimas Kanjeng yang tidak melaporkan kerugian yang telah dialaminya.

Pembicaraan terkait kasus seputar  Dimas Kanjeng, kini menjadi isu hangat di tengah masyarakat. Tak terkecuali masyarakat yang bermukim di Desa Babadan Kecamatan Pangkur Kabupaten Ngawi ini.

Kehebohan menjadi bertambah sejak Sumarno, salah satu warga desa setempat dikabarkan meninggal secara tidak wajar.

Menurut informasi yang dihimpun, Sumarno diketahui merupakan pengikut Padepokan Dimas Kanjeng sejak tiga tahun lalu. Bapak satu anak tersebut, meninggal saat mengikuti kegiatan  Idul Adha di dalam padepokan yang berada di Probolinggo tersebut.

Sebelum jasadnya dikuburkan, beberapa warga melihat ada luka lebam pada bagian ulu hati dan mulutnya mengeluarkan darah.

Sebelumnya, suami Sutarni yang dipercaya sebagai ketua kelompok tani di desanya itu, cukup aktif mengajak warga untuk bergabung dalam komunitasnya. Tak jarang, warga desa setempat diajak untuk ikut silahturahmi di Padepokan Dimas Kanjeng di Probolinggo.

Selain almarhum Sumarno, dua orang warga Desa Babadan juga ikut bergabung, yakni Solihin dan Suwardi yang tercatat sebagai warga Dusun Wuluh. Selain ketiga orang tersebut, beberapa warga juga dikabarkan sudah terlanjur menyetor uang, namun tidak diketahui kerugiannya.

Sementara mengenai modusnya juga bervariatif, mulai diajak kegiatan keagamaan hingga diberikan testimoni untuk  solusi keuangan secara cepat melalui penggandaan uang secara ghaib.

Ngadimin yang juga perangkat desa setempat menjelaskan, bahwa dirinya sempat dirayu untuk diajak bergabung. Namun, atas cerita saudaranya yang tinggal di sekiataran Padepokan Dimas Kanjeng yang sebelumnya menceritakan yang sebenarnya, akhirnya dirinya mengurungkan niat untuk ikut bergabung. Dirinya juga berusaha menjelaskan ke warga yang lain tapi saat itu sarannya tak didengarkan.

“Saya dulu pernah diajak juga untuk ikut dengan iming-iming agama dan mendapat uang cepat. Waktu itu saya ditawari kalau setor uang satu juta akan menjadi satu milyar. Dan jika setor 400 ribu dapat sepeda motor. Saya hampir saja tertarik, tapi beruntung pas saya hubungi saudara saya yang juga tinggal di sekitar padepokan sana saya di larang ikut,” terangnya.

Staf urusan umum di Desa Babadan tersebut juga menambahkan bahwa, saat itu sudah terjadi kejanggalan, lantaran warga yang ikut disuruh sabar menunggu hasilnya.

“Jika mau uangnya digandakan warga dimintai biaya untuk mahar sebesar 400 sampai 500 ribu. Dan jika belum berhasil, maka akan diulangi lagi dan kembali dimintai untuk membayar mahar. Jika tidak bisa membayar, maka ritual dinyatakan gagal dan uang hilang,” imbuhnya.

Menurut data yang dihimpun, hingga saat ini sudah ada 6  warga Ngawi diketahui menjadi korban penipuan Dimas Kanjeng, yaitu 5 warga dari Desa Babadan Kecamatan Pangkur dan 1 orang dari Kota Ngawi.

Angka ini dipastikan akan bertambah karena mengingat masih banyak korban lagi yang malu mengakui keanggotaannya dan melaporkan kerugian kepada pihak berwajib. (Kta/Red/TJ/TB)

Subscribe

Terimakasih Telah Berlangganan Berita Teras Jatim