Duh, Padi Arealan di Bojonegoro Terserang Wereng

Duh, Padi Arealan di Bojonegoro Terserang Wereng

TerasJatim.com, Bojonegoro – Puluhan hektar lahan padi arealan yang membentang di sepanjang bantaran sungai Bengawan Solo di Bojonegoro, Jatim, dilanda serangan hama wereng.

Menurut warga, serangan hama wereng yang bisa menyebabkan tanaman padi mengering ini disebabkan faktor cuaca yang belakangan ini tidak menentu, sehingga suhu tanah pengap dan membuat hama wereng berkembang biak dengan cepat.

“Ya kalau teorinya, tanaman padi arealan ini kan musim kemarau dengan pengairan teknis dari bengawan, tapi kemarau saat ini basah sehingga suhunya pengap,” ujar Yusuf, salah satu petani yang lahannya di perbatasan Kanor, Rabu kemarin.

Wereng, menurut dia, itu sangat cepat berkembang biak jika cuaca pengap dan basah. Parahnya lagi, saat ini, belum ada obat yang manjur untuk mengendalikan hama yang satu ini.

Senada, beberapa petani yang ada di kawasan tepian Bengawan Solo di Kecamatan Balen, mengeluhkan lambannya pihak Dinas Pertanian setempat dalam hal pengendalian hama wereng yang bisa membuat gagal panen tersebut.

“Daerah saya juga banyak wereng dan beberapa di antaranya potong leher, tapi sampai saat ini belum ada yang turun memberikan solusi,” ungkap Sahlan.

Menurutnya, tak sedikit petani yang nekat membasmi wereng dengan cara coba-coba menggunakan minyak solar. Walaupun ada yang berhasil tapi tak sedikit yang lahannya rusak karena solar tersebut. “Ya nyoba nganggo solar, tapi yo resiko tandure malah rusak. Padahal saat ini padi sudah berusia tua,” lanjutnya.

Sekadar diketahui, tanaman padi arealan tahun ini disinyalir akan mengalami penurunan hasil dibanding tahun sebelumnya. Sebab selain terserang wereng, kondisi kemarau basah juga membuat bulir padi tidak terisi maksimal.

Sementara Zaenal Fanani Kabid Produksi Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian Kabupaten Bojonegoro mengatakan, hingga saat ini pihaknya belum mendapatkan laporan rinci tentang hama tersebut darii kepala UPT kecamatan masing-masing.

“Cara-cara penanganan hama seperti menggunakan solar tidak dibenarkan. Jika tanaman petani mengalami serangan hama, diharapkan lewat Ka UPT kecamatan memberikan surat resmi ke kami, dan akan diberikan bantuan obat yang tepat secara gratis,” ujarnya, Kamis (18/08).

Dijelaskan Zaenal, diharapkan petani untuk mencatat nomer kontak PPL di desa masing-masing,  agar jika terjadi sesuatu yang berkaitan dengan tanamannya, dinas pertanian cepat untuk mengatasinya. (Saiq/Ev/Red/TJ)

Subscribe

Terimakasih Telah Berlangganan Berita Teras Jatim