Didukung 7 Armada Kapal, Pos SAR Terpadu Ketapang Banyuwangi Resmi Beroperasi

Didukung 7 Armada Kapal, Pos SAR Terpadu Ketapang Banyuwangi Resmi Beroperasi

TerasJatim.com, Banyuwangi – Perairan Selat Bali yang memiliki tingkat kerawanan cukup tinggi mendorong sejumlah instansi membentuk Integrated Rescue Tim (IRT) atau Tim SAR Terpadu. Keberadaan IRT tersebut diharapkan dapat menekan angka korban kecelakaan laut yang terjadi di perairan yang menghubungkan Pelabuhan Ketapang Banyuwangi dan Pelabuhan Gilimanuk Bali.

Pada Rabu (01/02) kemarin, Pos IRT yang berada di dekat pintu masuk Dermaga II Pelabuhan ASDP Ketapang diresmikan oleh Kepala Satuan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Tanjungwangi Ogan Sugiana yang ditunjuk sebagai ketua  IRT. Peresmian Pos IRT Ketapang dihadiri pimpinan sejumlah instansi terkait yang tergabung dalam Tim SAR Terpadu.

Menurut Ogan, Pelabuhan Ketapang-Gilimanuk merupakan salah satu pelabuhan terpadat di Indonesia. Keberadaan Pos SAR Terpadu untuk memberikan respon yang cepat, tepat dan akurat  dalam melakukan pertolongan korban kecelakaan laut.

Mengawali tugasnya, Pos IRT Ketapang didukung 7 armada kapal milik TNI AL, Satpolair, Polres Banyuwangi, KPLP, KSOP dan Basarnas. 7 armada ini siaga di Pelabuhan Ketapang mengantisipasi manakala terjadi kecelakaan laut.

“Pos SAR Ketapang memang berada di Pelabuhan ASDP. Wilayah tugasnya mencakup kawasan perairan Selat Bali, jadi tidak terbatas di area Pelabuhan Ketapang,” terangnya.

Kasatpolair AKP Subandi menjelaskan, inisiatif pembentukan IRT berkaca dari kasus kecelakaan KMP Rafelia II pada Maret 2016 lalu. Penanganan yang cepat sangat menentukan dalam menekan munculnya korban jiwa.

“IRT menjadi wadah koordinasi dalam pertolongan dini laka laut. Sebelum SAR gabungan melakukan operasi penyelamatan dibutuhkan pembagian kerja yang jelas sehingga upaya penyelamatan berjalan cepat, tepat dan akurat,” tandasnya. (Kta/Red/TJ/ResBwi)

Subscribe

Terimakasih Telah Berlangganan Berita Teras Jatim