Curhat Anggota Satpol PP Honorer di Bojonegoro

Curhat Anggota Satpol PP Honorer di Bojonegoro

TerasJatim.com, Bojonegoro – Sekilas memang nampak gagah dengan seragam ala para militer. Namun sejatinya jauh di lubuk perasaan terdalam, ternyata mereka rapuh dan gamang, lantaran masa depan yang remang-remang tak kunjung terang.

Begitu gambaran perasaan personil Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) yang notabene garda terdepan penegakan disiplin dan pengawal perda, namun kesejahteraannya tak berbanding lurus dengan tugas berat yang kerap berhadap-hadapan langsung dengan kelompok kontra perda.

Meski tak mewakili seluruh perasaan gamang para Satpol PP, setidaknya ini fakta yang diutarakan salah satu personil Satpol PP honorer di Bojonegoro, Jatim, yang merasa diabaikan oleh pemerintah karena sudah 10 tahun lebih mengabdi, tetapi tak juga mendapat kepastian pengangkatan sebagai PNS.

Bahkan, dalam curhatnya, anggota Satpol PP ini mengaku, jangankan kepastian, sekadar kabar soal pengangkatan PNS  saja pun belum pernah ia dan kawan seprofesinya dengar. Apalagi ada pengumuman resmi terkait hal yang diidam-idamkan seluruh personil honorer tersebut.

Padahal, menurutnya, dalam menjalankan tugas, anggota Satpol PP tak mengenal siang maupun malam, baik hujan maupun keadaan terik panas menyengat. Tak jarang, dalam tugasnya, mereka harus mengesampingkan rasa, terutama saat operasi penertiban dan pembersihan PKL yang tak jarang adalah teman, tetangga bahkan famili sendiri.

Ironisnya, sudah begitu berat beban moral yang harus dipikul para anggota Satpol PP honorer dalam tugas, ditambah tak ada satupun tunjangan diberikan kepada mereka. Padahal dana APBD di Bojonegoro, Jatim, ini sangat fantastis mencapai triliunan rupiah.

Anggota Satpol PP khususnya honorer, seolah hanyalah alat yang dimanfaatkan tanpa ada perhatian dan diabaikan bagaikan motor hanya dipakai tanpa diserviskan. Boro-boro dapat fasilitas atau tunjangan selain honor bulanan yang tak seberapa, untuk jaminan kesehatan saja pun sampai saat ini tak pernah ada.

Berat memang berat, apa yang dirasakan oleh Satpol PP honorer. Rata-rata mereka merasa dilematis, antara mengundurkan diri atau bertahan dengan kondisi masa depan tak menentu tersebut.

Ibarat kata buah simalakama, para anggota Satpol PP honorer hanya bisa pasrah sembari berharap ada keajaiban datang untuk kesejahteraan mereka.

Lantas, adakah solusi untuk mereka wahai para pejabat pemangku kebijakan?

(Seperti yang disampaikan kepada Saiq, wartawan TerasJatim.com)

Subscribe

Terimakasih Telah Berlangganan Berita Teras Jatim