Bulan Rajab, Fenomena Pesta Hajatan yang Berubah Jadi Lahan Bisnis

Bulan Rajab, Fenomena Pesta Hajatan yang Berubah Jadi Lahan Bisnis

TerasJatim.com, Bojonegoro – Maraknya acara pesta hajatan, baik nikahan, khitanan bahkan tingkeban di bulan Rajab ini tak pelak membuat sebagian warga di Bojonegoro, Jatim, harus rela merogoh koceknya dalam-dalam.

Pasalnya, dalam sehari bisa jadi harus menghadiri lebih dari 4 undangan hajatan, yang tentu saja dengan tradisi ‘buwoh’ alias ngamplop yang punya gawe.

“Berat juga kalau bulan rejeb seperti saat ini, lempok buwoh, tapi ya nggak papa,” kata salah satu Kades di Kecamatan Kapas, Senin (10/04).

Pada prinsipnya, hajatan atau yang di Bojonegoro lazim disebut ‘ngeruwo’ ini awalnya adalah pesta sebagai wujud rasa syukur, mengundang sanak kerabat dan teman dekat dengan acara hiburan dan makan-makan.

Seiring waktu, perlahan namun pasti acara ngeruwo itu bergeser menjadi sebuah lahan bisnis untuk mendapatkan keuntungan. Bahkan belakangan muncul fenomena menarik, yakni adanya ‘penebas’ hajatan.

“Loh iya, ada juga yang mbandani hajatan dengan hitung-hitungan kontrak seperti acara konser. Perhitungannya dari jumlah undangan yang disebar,” ujar Jamil, yang mengaku pernah untung besar saat ‘nebas’ hajatan.

Kendati demikian, tradisi ngeruwo dan buwoh tetap bernilai positif sebagai pengikat kebersamaan, kerukunan dan sebagai penyambung silaturahmi antar warga. (Saiq/Red/TJ)

Subscribe

Terimakasih Telah Berlangganan Berita Teras Jatim