Blitar, Balita Tanpa Anus Menunggu Aksi BPJS

Blitar, Balita Tanpa Anus Menunggu Aksi BPJS

TerasJatim.com, Blitar – Orang miskin selalu akrab dengan ketidakberuntungan dan nasib yang kadangkala selalu apes, dan lagi-lagi yang ketiban apes adalah masyarakat miskin pengguna BPJS Kesehatan.

Adalah Mujiadi dan Nasrul, pasangan suami istri asal Dusun Kemloko Rt 02 Rw 02 Desa Sidodadi kecamatan Garum Kabupaten Blitar. Pasutri ini kini dilanda kebingungan lantaran anak mereka Galih Prasetyio Budi (3) yang terlahir tanpa anus masih belum bisa berobat ke Rumah Sakit.

Mujiadi bercerita, pasca kelahirannya, anak mereka yang lahir tanpa anus langsung dirujuk ke Rumah Sakit Syaiful Anwar Malang  untuk operasi pembuatan anus buatan di perut sebelah kiri agar bisa buang air besar layaknya manusia normal. Kala itu ia mendaftar BPJS kelas 2, dan sudah antri kamar sejak bulan Januari 2015 untuk melanjutkan tahapan operasi pembuatan anus layaknya manusia normal. Namun entah mengapa, hingga hampir habis tahun ini belum juga mendapatkan kamar, bahkan tak ada kabar sama sekali dari pihak Rumah Sakit. “sehabis lahir anak saya langsung dibuatkan anus buatan di perutnya, hingga saat ini ia BAB melalui itu, sudah direncanakan operasi pembuatan anus layaknya manusia normal, namun entah mengapa prosesnya kok lama sekali, padahal persyaratan sudah komplit” ujar Mujiadi, ayah Galih Prasetyio Budi balita tanpa anus.

Ditambahkannya, sebenarnya operasi pembuatan anus buatan untuk putranya  bisa cepat dilakukan asalkan dirinya bisa membayar kontan senilai 15 juta rupiah, namun karena kemiskinan dan pekerjaannya hanyalah seorang kuli bangunan hal itu dirasa sangat mustahil terlaksana, untuk makan sehari-hari saja susah. “15 Juta itu bagi saya nilainya sangat besar, mustahil mengumpulkan uang sebesar itu, terlebih pekerjaan saya hanyalah seorang kuli bangunan” imbuhnya.

Mujiadi dan istrinya hanya bisa berharap, anaknya bisa segera melakukan operasi pembuatan anus agar bisa hidup normal seperti anak-anak lainnya.

Arif Witanto, Koordinator Dewan Kesehatan Rakyat Jawa Timur mengatakan, dalam kasus ini pihak Rumah Sakit dan BPJS Kesehatan harus pro aktif, memberikan pelayanan yang prima dan cepat adalah harapan masyarakat terutama yang berada dalam kategori miskin. “Pihak Rumah Sakit dan BPJS harus logis, masa antri kamar saja sampai satu tahun, hal-hal seperti inilah yang banyak menyengsarakan masyarakat miskin, saya harap segera ada gerak cepat untuk menangani kasus ini” terang Arif Witanto.(Aji/TJ)

Subscribe

Terimakasih Telah Berlangganan Berita Teras Jatim