Bersaing dengan 14 Kota di Dunia, Surabaya Kembali Masuk Nominasi Guangzhou Award 2018

Bersaing dengan 14 Kota di Dunia, Surabaya Kembali Masuk Nominasi Guangzhou Award 2018

TerasJatim.com, Surabaya – Kota Surabaya kembali terpilih dalam nominasi Guangzhou award tahun 2018. Agenda internasional tersebut rupanya sudah diikuti Surabaya sebanyak 3 kali, namun gagal.

Keikutsertaan untuk keempat kalinya ini, membuat Wali Kota Surabaya Tri Rismahrini optimis, jika Kota Pahlawan mampu meraih penghargaan tersebut. “Semoga yang keempat ini bisa menang,” ujar Risma.

Meski demikian, Risma menjelaskan, setiap kali Surabaya mengikuti berbagai macam perlombaan level lokal maupun internasional, dirinya  selalu menekankan kepada seluruh ASN dan warga Surabaya, bahwa penghargaan bukanlah yang utama.

“Justru tujuan utama kita adalah mensejahterakan warga Surabaya agar hidup lebih baik ke depannya,” ujar wanita yang dua periode menjabat wali kota tersebut.

Risma mengakui, sebenarnya hubungan kerjasama antara Kota Surabaya dengan Kota Guangzhou, China sudah terjalin sejak lama. “Kurang lebih saat saya masih menjabat sebagai Kepala Dinas Bina Program tahun 2002 lalu,” ungkap wali kota yang sarat akan prestasi tersebut.

Sementara, Nicholas You, selaku Director of Guangzhou Institute for Urban Innovation mengatakan, alasan terpilihnya Surabaya dalam nominasi Guangzhou award karena inisiatif yang dilakukan Kota Surabaya dengan melibatkan masyarakat yang kemudian menjadi gerakan sosial. Hal ini bisa menjadi contoh untuk negara lain dan itu tak dapat disepelekan.

Nicholas mencontohkan, pembayaran transportasi umum menggunakan botol plastik kosong. Selain itu, inisiatif pengelolaan limbah di Kota Surabaya telah mendapatkan kepemilikan dan pembelian yang luas, sangat kreatif dan di dasarkan pada model bisnis yang murah serta berkelanjutan secara keuangan. “Meskipun populasi berkembang, jumlah limbah yang dihasilkan semakin berkurang,” terangnya.

Lebih lanjut, Noicholas menuturkan, komitmen yang kuat untuk mengadopsi praktik terbaik dan teknologi internasional dalam menciptakan sistem pengelolaan, pemantauan dan pelaporan limbah yang berkelanjutan secara ekonomi.

Hal itu yang membuat Komite Teknis terkesan oleh efektivitas, kreativitas dan inisiatif Kota Surabaya dan itu sudah dibuktikan secara nyata.

Nicholas menambahkan, Kota Surabaya sudah layak disebut sebagai kota berkelanjutan. Hal itu dibuktikan dengan sistem pengelolaan limbah partisipatif yang menjadi titik awal bagi Kota Surabaya untuk menjadi kota yang lebih berkelanjutan. Pengelolaan limbah yang efektif, sambung Nicholas, membutuhkan pengurangan konsumsi, peningkatan penggunaan kembali dan daur ulang dan disiplin.

“Ini adalah indikator kunci dari perubahan perilaku. Mungkin salah satu bahan terpenting untuk memperkenalkan perubahan di sektor lain seperti transportasi dan mobilitas, energi, keselamatan dan nutrisi,” tandasnya.

Nantinya, Kota Surabaya akan bersaing dengan 14 kota untuk mendapatkan Guangzhao award, diantaranya, Brusells Belgia, Dangbo Benin, Federal Distric Brazil, Vaudreuil-Dorion Canada, Vancouver Canada, Guangzhou, China, Nanning China, Bogota Colombia, Curridabat Colombia, Senftenberg Germany, Isfahan Iran, Hong Kong China, Eliat Israel, Kfar Saba, Israel dan Bologna Italia.

Kota-kota yang terpilih akan diundang ke Guangzhou pada awal Desember nanti dan juri akan memutuskan pemenang berdasarkan presentasi serta aplikasi tertulis yang telah diajukan setiap kota. (Jnr/Kta/Red/TJ)

Subscribe

Terimakasih Telah Berlangganan Berita Teras Jatim