Beras atau Pulsa?

Beras atau Pulsa?

TerasJatim.com –  Jika diantara anda ditanya, penting mana antara belanja pulsa dan beras? Pasti jawabannya beragam. Ada yang mengatakan beras lebih penting, tapi di sisi lain banyak yang beranggapan bahwa pulsa jauh lebih penting.

Saat membaca berita lama (Mey 2015) tentang presentasi Bupati Kulon Progo Yogyakarta, Hasto Wardoyo, mengenai gaya hidup masyarakatnya yang gemar membelanjakan duitnya untuk keperluan pulsa, saya jadi ikut terkekeh.

Bagaimana tidak, dari data SEN (Sosial Ekonomi Nasional) tahun 2013 saja, BPS (Badan Pusat Statistik) mencatat bahwa masyarakat Kulon Progo menghabiskan 49,8 milyar rupiah  hanya untuk beli pulsa.

Itu terjadi di tahun 2013. Dan saat itu, Kulon Progo masih tercatat sebagai daerah miskin di Yogyakarta. Saya yakin untuk tahun ini, kemungkinan besar duit untuk belanja pulsa bisa jadi semakin meningkat.

Data tersebut di atas, bisa jadi menunjukkan bagaimana pergeseran pola gaya hidup di masyarakat kita, khususnya bagi masyarakat bawah. Pulsa dianggap sebagai kebutuhan primer dan bukan sekedar skunder saja.

Saya jadi ingat bagaimana susahnya saya saat tahun 90-an, ketika saya ingin memiliki sebuah handphone. Untuk mendapatkan hape yang modelnya tidak mbois dan gedenya kayak kentongan saja,  saya harus menguras celengan saya dari hasil hidup ngirit selama bertahun-tahun.

Begitu juga saat saya harus membayar abonemen bulanan untuk pulsa pemakaiannya. Karena waktu itu, belum ada provider yang menyediakan pulsa gesek atau elektronik seperti sekarang.

Karena ribet dan mahalnya punya hape (saat itu), saya harus betul-betul pintar mengatur penggunaan “halo-halo” saya. Sebab jaman dulu, antara yang menelepon dan yang ditelepon dengan memakai piranti handphone, sama-sama harus membayar tagihan bulanan, dan itu buat saya lumayan mahal.

Beda lagi dengan jaman sekarang. Banyak pilihan piranti hape dan gadget dengan fitur-fitur canggih. Soal harganya, tergantung sesuai dengan isi kantong.

Belum lagi para provider yang terus menerapkan strategi marketing jor-joran yang sangat jitu, dengan mengobral murah kartu perdana. Hanya dengan 5 ribu perak, kita sudah mendapatkan nomer perdana, yang pulsanya bisa di isi ulang dan berulang-ulang.

Nah kalau kita jeli, di sinilah “jebakan batman” dimulai. Ketika hape dengan segala fitur baru sudah ditenteng dan kartu perdana sudah didapat, kita sering tidak menyadari berapa anggaran pulsa kita setiap harinya. Apalagi sekarang ditambah dengan adanya paket bbm, paket kuota untuk pengguna android, paket talk mania dan paket-paket lainnya, yang ditawarkan oleh provider untuk terus mengodos-odos dompet kita hanya sekedar buat keperluan pulsa.

Makanya tak heran jika banyak orang yang mengatakan, bahwa lebih penting  pulsa daripada beras. Karena bukan rahasia lagi, kita sering ngempet luwe hanya sekedar untuk menjaga hape kita agar tetap eksis. Bisa jadi, ada di antara kita yang kalau ditotal dalam sebulan belanja pulsanya lebih besar jika dibanding untuk keperluan membeli beras.

Pola pergeseran gaya hidup ini, mau tidak mau harus kita antisipasi dari diri kita sendiri. Gaya hidup konsumtif yang diawali dari belanja pulsa yang kadang menjadikan kita lupa, bahwa masih banyak hal lain yang membutuhkan perhatian akan kebutuhan kita yang lebih penting.

Pulsa, buat kita penting, begitu juga dengan pentingnya beras. Tapi yang terpenting adalah mengukur sampai dimana sesungguhnya kebutuhan kita yang terpenting.

Terakhir, anda pilih pulsa atau beras ?

Kalau saya, lebih memilih beras, tapi masih bisa eksis ber-“halo-halo”. Hehehe

Salam Kaji Taufan

(kajitaufam@terasjatim.com)

Subscribe

Terimakasih Telah Berlangganan Berita Teras Jatim