Belajar Kemajemukan dalam Pluralisme, sebagai Solusi Perbedaan

Belajar Kemajemukan dalam Pluralisme, sebagai Solusi Perbedaan

TerasJatim.com, Pare Kediri – Pluralisme yang merupakan pengertian dari keragaman, memang menjadi ciri khas bangsa kita. Semakin banyak keragaman, semakin banyak pula budaya dan keindahan yang kita miliki.  Untuk memahami hakikat keragaman yang sebenarnya, Koramil 11/Pare bekerjasama dengan UPTD wilayah setempat, menggelar wawasan kebangsaan, yang bertajuk “Kemajemukan dalam Pluralisme” di Aula SMK Bhakti Mulya Pare.

“Nilai-nilai kearifan pluralisme yang tersebar dari Sabang sampai Merauke, di mana semangat untuk menghormati orang lain merupakan bagian yang tak terpisahkan dari masyarakat kita. Manusia pada hakikatnya akan hidup membutuhkan orang lain,” kata Danramil Pare Kapten Arh Ajir, kamis (22 /10).

Pluralisme tidak semata menunjuk pada kenyataan tentang adanya kemajemukan. Namun, yang dimaksud pluralisme adalah keterlibatan aktif terhadap kenyataan kemajemukan tersebut.

“Pluralisme agama dan budaya dapat dijumpai di mana-mana. Tapi seseorang baru dapat dikatakan menyandang sifat tersebut apabila ia dapat berinteraksi secara positif dalam lingkungan kemajemukan tersebut. Dengan kata lain, pengertian pluralisme agama adalah, bahwa tiap pemeluk agama dituntut bukan saja mengakui keberadaan dan hak agama lain, tetapi terlibat dalam usaha memahami perbedaan dan persamaan guna tercapainya kerukunan, dalam kemajemukan” jelas Kapten Arh Ajir, dihadapan sekitar 200 siswa/siswi SMK Bhakti Mulya Pare.

Fenomena banyaknya kejadian yang cenderung merusak nilai Bhinneka Tunggal Ika di bumi nusantara ini, menjadikan dasar untuk menjabarkan secara jelas makna dari segala perbedaan itu sendiri, sehingga kelak ketika mereka (siswa/siswi) keluar dari bangku sekolah, mereka memiliki dasar pola pikir melihat segala sesuatu dari sudut pandang yang berbeda.

“Salah satu pengaruh negatif yang berpotensi merusak kearifan Bhineka tunggal ika adalah radikalisme. Bahaya radikalisme memang sudah lama di Indonesia, bahkan telah ada sejak awal-awal kemerdekaan. Namun, yang menjadikan potensi radikalisme saat ini lebih mengkhawatirkan adalah karena tingkat jangkauan propagandanya bersifat global, bukan lagi sebatas tujuan separatisme sebagaimana yg banyak muncul dalam sejarah negeri ini.

Karena konteks propagandanya yang bersifat global, maka isu radikalisme pun menjelma menjadi masalah yang kompleks bagi Indonesia.” Pungkas Kapten Arh Ajir. (deltatujuh@gmail.com) untuk TerasJatim.com

Subscribe

Terimakasih Telah Berlangganan Berita Teras Jatim