Antara Santri, Ekonomi dan Korupsi

Antara Santri, Ekonomi dan Korupsi

TerasJatim.com – Hari ini terasa spesial bagi santri di Indonesia, setelah pemerintah menetapkan Hari Santri Nasional, 22 Oktober.  Begitu juga yang saya lihat di halaman berita TerasJatim.com. Laporan dari berbagai daerah tentang beragam kegiatan Hari Santri Nasional, dominan terlihat ditampilan kali ini.

Seperti yang pernah saya tulis beberapa hari lalu (Kebaikan Sarung di Hari Santri),  hari ini Presiden Jokowi telah memulai dengan menetapkan  tanggal 22 oktober sebagai Hari Santri Nasional.  Sebuah penghargaan untuk peran serta kaum santri dalam sumbangsihnya terhadap negeri ini, baik di masa penjajahan, kemerdekaan dan dalam masa mengisi pembangunan ini.

Hari santri bukanlah hari libur nasional yang berskala besar, namun peringatan ini hanyalah sebagai pertanda dan tonggak dimulainya perhatian bagi kita semua, akan peran besar santri dalam menegakkan adab dan tata krama, dalam sebuah negara kesatuan republik Indonesia dalam koridor jihad kebaikan yang bermanfaat bagi semua umat.

Resolusi jihad 45 yang dahulu telah dikumandangkan, rasanya masih terlihat sama dan relevan untuk didengungkan kembali saat ini. Bedanya, kalau jaman dahulu kita menghadapi musuh negara yang bernama penjajahan, kali ini kita menghadapi lawan dari segala bentuk sifat liberalisme, kapitalisme, dan korupsi yang terus mengancam eksistensi kita sebagai bangsa yang beradab.

Sistem liberal kapitalis, sering kita anggap sebagai monster karena dengan paradigmanya yang  setiap orang bebas mengatur nasibnya sendiri sesuai dengan kemampuannya yang kadang cenderung meninggalkan segala norma. Semua orang bebas bersaing dalam bisnis untuk memperoleh hasil sebesar-besarnya dan bebas melakukan kompetisi dengan cara apapun. Namun faktanya, selama ini kita memang tidak pernah diberi ruang dan kesempatan untuk belajar berkompetisi secara baik dan fair. Alangkah naifnya jika kita akan jadi pecundang di rumah sendiri.

Begitu juga pada musuh kita yang utama hari ini, yaitu korupsi. Korupsi di Indonesia berkembang secara sistemik. Bagi orang kebanyakan, korupsi bukan lagi merupakan suatu pelanggaran hukum, melainkan sekedar suatu kebiasaan dan budaya yang sudah membudaya. Kita sering melihat “tukang korup” dengan santainya dan sambil cengengesan tanpa rasa malu di depan publik. Bahkan ada yang lumayan dablek-nya, mereka “da-da-da-da” melambaikan tangannya.

Dalam setiap penelitian dan survey, Indonesia selalu menempati posisi paling tinggi tingkat korupsinya. Dan faktanya, kita masih tetap bangga dan tidak pernah jera atau malu menjadi negara jawara rasuah.

Kita berharap, dengan adanya penetapan Hari Santri Nasional kali ini, aura ke-santri-an benar-benar mempunyai kekuatan moral untuk mempengaruhi perjalanan negeri ini ke arah yang lebih baik. Sehingga kita siap untuk bersama-sama menutup ruang  bagi yang mengagungkan liberal kapitalis tanpa norma dan meng-eliminasi budaya korupsi di negeri ini.

Selamat Hari Santri Nasional

Salam Kaji Taufan

Subscribe

Terimakasih Telah Berlangganan Berita Teras Jatim