Anomali Cuaca, Produksi Garam Madura Anjlok

Anomali Cuaca, Produksi Garam Madura Anjlok

TerasJatim.com, Sumenep – Akibat anomali cuaca (kemarau basah), para petani garam di wilayah Kabupaten Sumenep Madura tahun ini menjerit. Hal ini dikarenakan hasil produksi garam mereka tidak optimal dan anjlok hingga 80% dari tahun lalu.

“Sangat menurun, karena produksi garam cuma sekitar 2 bulan, saat ini sudah musim hujan,” terang salah seroang petani asal Desa Pinggir Papas Kecamatan Kalianget, Jauhari, beberapa hari lalu.

Tahun ini mayoritas petani garam mulai menggarap lahannya mulai minggu ke empat di bulan Agustus hingga akhir September. Sementara awal Oktober di Sumenep sudah mulai turun hujan.

Kondisi tersebut berbeda jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, dimana petani mulai menggarap lahan sejak bulan Juni dan bisa memproduksi sejak awal Agustus hingga akhir November.

Tahun lalu hasil produksi garam ditambak pria paruh baya ini  bisa mengumpulkan 150 ton hingga 200 ton dalam semusim. Namun kali ini hanya menghasilkan 10 ton. “Belum lagi harga yang murah, jadi kami tidak bisa berbuat banyak,” keluhnya.

Saat ini tambak garam milik petani dibiarkan terbengkalai karena tidak memungkinkan untuk berproduksi, bahkan tidak sedikit ada air laut yang sudah tua dan mulai mengkristal dan kembali mencair menjadi air laut.

“Sudah dibiarkan, ada petani yang mencoba bertahan namun tambaknya jebol karena luapan air hujan,” imbuhnya.

Data sementara dari DKP kabupaten setempat hingga Agustus 2016, produksi garam di Sumenep 898 ton, Sedangkan pada tahun 2015 lalu, produksi garam rakyat sekitar 236 ribu ton dengan luas lahan sekitar 2.000 hektare yang tersebar di 10 kecamatan. (Isk/Red/TJ/KBRN)

Subscribe

Terimakasih Telah Berlangganan Berita Teras Jatim