Agenda Kongres Tahunan PSSI, Fokus Rekonsiliasi

Agenda Kongres Tahunan PSSI, Fokus Rekonsiliasi

TerasJatim.com, Jakarta – Sejumlah agenda penting akan dibahas dalam Kongres Tahunan PSSI yang rencananya digelar hari ini, Minggu (08/01) di Bandung Jawa Barat.

Dalam rapat tertutup yang dilakukan Komite Eksekutif (Exco) PSSI, pada Jumat (06/01) melam kemarin, menyepakati agar persoalan rekonsiliasi antarklub yang bermasalah menjadi pokok bahasan utama dalam kongres kali ini.

Sekertaris Jenderal (Sekjen) PSSI, Ade Wellington, menerangkan, persiapan federasi nasional menuju kongres, sudah rampung.  “Sudah siap 99 persen. Bahasan dalam kongres juga sudah disetujui bersama ketua umum dan anggota, dalam (rapat) Exco tadi malam,” ujar Ade, Sabtu (07/01).

Dia menjelaskan, kongres kali ini tetap dihadiri sekitar 107 anggota federasi pemilik suara.

Peserta kongres terdiri dari Asosiasi Provinsi (Asprov) dan klub-klub di sejumlah level kompetisi Tanah Air. Jumlah pemilik suara tersebut, yang bakal menjadi penentu keputusan dan persetujuan pembahasan yang disorongkan federasi.

Menurut Ade, ada beberapa hal yang membutuhkan persetujuan pemilik suara. Terutama tentang rekonsiliasi antara klub dan federasi nasional. Sejauh ini, kata dia, Exco PSSI sudah menyetujui agar nasib tujuh klub bermasalah, mendapat jawaban tentang keanggotaannya dari para pemilik suara.

Tujuh klub tersebut, yakni, Persebaya Surabaya, Arema Indonesia, Persipasi Bekasi, Persema Malang, Lampung FC, Persewangi Banyuwangi, dan Persibo Bojonegoro.

Klub-klub tersebut, sejak 2013 lalu dicoret keanggotaannya sebagai anggota federasi lantaran dinilai mengikuti gelaran kompetisi ilegal saat PSSI mengalami dualisme kepengurusan.

Khusus Persebaya Surabaya, selain dianggap ilegal, dualisme kepengurusannya sejak 2011, sampai hari ini juga belum pungkas.

“Ini nanti voters yang menentukan. Apakah kembali diterima (sebagai anggota) atau tidak. Tapi semangatnya, kita ingin agar ada rekonsiliasi,” terang Ade.

Selain ketujuh klub tersebut, Exco PSSI juga meyepakati agar menyorongkan pembahasan tentang permasalahan tujuh pemilik suara dalam federasi. Mereka antara lain, terdiri dari lima klub yaitu, Persigar Garut, Persis Solo, PS Badung Bali, UNI Bandung, serta Persitas Tasikmalaya.

Dua pemilik suara bermasalah lainnya, yakni, Asprov PSSI Sumatera Utara (Sumut) dan Asprov PSSI Sulawesi Selatan (Sulsel). Mereka ini, lanjut Ade, masih anggota dari PSSI. Akan tetapi, kepemilikan suaranya belum diakui lantaran persoalan di internal masing-masing.

“Ini berbeda. Karena yang tujuh ini, melakukan pergantian kepengurusan tapi tanpa pemberitahuan,” tandas Ade. (Her/Red/TJ/ROL)

Subscribe

Terimakasih Telah Berlangganan Berita Teras Jatim