71 Tahun Indonesia Merdeka

71 Tahun Indonesia Merdeka

TerasJatim.com – Hari ini, perputaran waktu mengantarkan kita bangsa Indonesia pada hari pertama kemerdekaan yang ke-71 tahun. Sayangnya, label “merdeka” yang disandang bangsa ini belum sepenuhnya mendeskripsikan definisi kata “merdeka”, baik secara etimologi maupun terminologi.

Jujur harus diakui, masih banyak diantara warga dan anak bangsa ini yang masih terbelenggu. Mereka masih terjajah oleh kepapahan, ketidakmampuan dan tirani kemiskinan. Banyak kisah mengiringi perjalanan negeri tanah surga ini.

“Tongkat kayu dan batu jadi tanaman” memang bukan semata syair pelipur lara. Namun, semuanya itu jelas nyata dan ada. Karena Indonesia adalah sebuah negeri subur dengan tanah gembur yang dipenuhi segala unsur pertumbuhan dan kehidupan.

Di kedalaman tanahnya pun berisi segala macam kekayaan sumberdaya energi dan mineral. Indonesia, sebuah negeri yang memiliki perisai panorama alam nan luar biasa. Hal ini tentu memiliki daya tarik tersendiri bagi bangsa lain untuk melirik Indonesia.

Suburnya tanah yang menjanjikan kemakmuran untuk seluruh rakyat, pastilah mampu membuat bangsa asing pun datang untuk silih berganti mengeksploitasi negeri ini.

Inilah kemudian yang disebut sebagai era penjajahan. Sebuah penjajahan atas kedaulatan suku dan bangsa-bangsa di Nusantara. Penjajahan pun dimulai. Perlawanan menghadapi kebengisan penjajah berkobar dimana-mana.

Budi Oetomo, sebuah tonggak pergerakan perubahan yang pernah dikumandangkan oleh pemuda Indonesia. Sebuah pergerakan yang mampu membangkitkan ruh dan jiwa-jiwa patriot bangsa untuk menyatukan tekad dan kekuatan demi “Indonesia merdeka”.

Meski imbas dari perjuangan para leluhur adalah penyiksaan, penindasan, bahkan berakhir dengan tetesan darah dan hilangnya nyawa, pekik “merdeka” terlanjur menjadi janji nasional.

Dan atas nama bangsa Indonesia, Soekarno-Hatta, mengumumkan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945.

71 tahun sudah Indonesia merdeka, namun masih gampang dilihat penjajahan itu masih saja terpatri di negeri ini. Kemiskinan, kebodohan, masalah kesehatan, dan lingkungan, adalah segelintir contoh penjajahan yang nyatanya masih terjadi di bumi pertiwiku ini.

Di momen HUT RI ini, sudah sepatutnya kita bangsa ini tak hanya bersedia memperingati, mengingat perjuangan para pahlawan kita. Hal yang paling utama adalah melanjutkan perjuangan para pahlawan untuk mengisi kemerdekaan, kemerdekaan Indonesia.

71 tahun bukanlah waktu yang pendek bagi kita menyatakan dan merayakan kemerdekaan. Apabila 17 Agustus 1945 Soekarno dkk telah menyatakan kemerdekaan dari berbagai penjajahan fisik bangsa lain, maka 17 Agustus 2016 hari ini, kita juga harus menyatakan kemerdekaan diri kita dari berbagai penjajahan fisik dan rohani akibat sesuatu hal yang melukai dan menciderai makna terdalam kemerdekaan itu.

HUT ke-71, hendaknya rahim Ibu Pertiwi ini bisa melahirkan para pemimpin publik yang mampu memberikan kontribusi bagi rakyat seluruh Indonesia tanpa diskriminasi apa pun bentuknya. Tak seharusnya, rahim Kemerdekaan Ibu Pertiwi tergores oleh perilaku sebagian anaknya yang kurang menghargai keberaragaman yang akhirnya menjajah bangsa ini sendiri.

Wahai bangsa ini, ingatlah pesan Bung Karno, “Wahai anakku, perjuanganmu akan lebih berat karena menghadapi wargamu sendiri, sementara kami berjuang melawan penjajahan dari bangsa lain”.

Biarlah yang lahir tumbuh menjadi pewaris yang baik untuk kita nantinya, dan yang pergi biarlah tenang di sisi-Nya. Tinggal kita di sini, para otot-otot dan otak segar. Pemuda, calon pemimpin dan nahkoda untuk Indonesia dimasa depan.

Kita ada di setiap penjuru negeri ini, kita mengetahui bagaimana cara menghormati bangsa ini. Kita yang nantinya akan bergerak maju tanpa menyerah, dimana bangsa ini menggantungkan setiap harapan mereka dalam langkah kaki kita.

Memang Merdeka sebuah kata yang indah dan mudah diucapkan dan diulang secara terus menerus. Namun tidaklah terlalu mudah untuk diimplementasikan secara konsisten dan bertanggungjawab.

Untuk itu momen Merdeka 71 memanggil kita semua merenung serta merefleksikan secara lebih baik agar bisa diterapkan secara tepat bagi kejayaaan Indonesia.

Berat tetapi bukan berarti tidak bisa dilakukan. Oleh karena itulah, hari ini, tak perlulah kita menyingsingkan lengan, mengangkat senjata, ataupun berperang secara fisik bertumpahkan darah.

Banyak hal yang bisa kita lakukan untuk melanjutkan cita-cita pahlawan dalam mewujudkan Indonesia merdeka, merdeka yang tak sebatas retorika. Merdekalah Indonesiaku, merdekalah dalam NKRI, Pancasila, UUD 1945 dan Bhineka Tunggal Ika.

Terimakasih pahlawanku. Akan ku pastikan, perjuanganmu tak akan hanya berujung pada nostalgia semata, namun goresan tinta perjuangan yang telah engkau torehkan akan senantiasa menjadi pembelajaran perjuangan dan semangat juang bagi kami untuk membawa perubahan demi membangun bangsa ini.

Karena kami adalah putra-putri Indonesia, generasi emas pembawa perubahan bagi Indoenesia. Inilah janji kami padamu, Indonesia! Dirgahayu Indonesia,  Merdeka!

Salam Redaksi

Subscribe

Terimakasih Telah Berlangganan Berita Teras Jatim